[Kelahiran Jauza] Proses Persalinan Tercepatku

Jauza

Hari ini, delapan tahun yang lalu…
Selasa 03 Oktober 2006  , bertepatan dengan  bulan puasa adalah H-3 dari hari perkiraan kelahiran anakku. Seperti biasa, aku masih melakukan aktifitas rutin berangkat kerja. Siang itu sebelum pulang, aku diajak teman mampir warung bakso masih di seputaran rumah sakit. Selesai makan, entah kenapa mau pulang rasanya males banget. Ketika itu memang kami masih tinggal di tempat kontrakan Purbalingga dimana untuk pulang ke rumah harus naik bus dua kali. Sementara temanku langsung pulang, aku memilih mampir ke salon untuk cream bath, biar lebih fresh. Ketika sedang cream bath inilah, tiba tiba perutku terasa kenceng kenceng. Tapi aku sendiri belum yakin apakah ini tanda tanda akan melahirkan apa bukan. Akupun menghubungi suami untuk mengabarkan bahwa aku masih di Rumah Sakit  , namun aku belum meminta suami untuk menyusul ke Rumah Sakit, karena aku juga belum yakin kalau kontraksi yang aku rasakan adalah kontraksi menjelang persalinan.

Semakin lama,kontraksi  yang kurasakan semakin sering , sehinga selesai cream bath aku kembali ke tempat kerja. Di sana semua keperluan bersalin sudah tersedia karena jauh jauh hari memang sudah aku siapkan. Setelah ganti baju, aku langsung menuju ruang bersalin, untuk memeriksakan diri. Setelah diperiksa VT ( Vaginal Toucher)  petugas / bidan menyatakan bahwa belum ada pembukaan sama sekali. Karena belum ada pembukaan sama sekali, aku disarankan pulang. Meski disarankan pulang, aku lebih memilih untuk tetap menunggu. Akupun kembali lagi ke ruang kerja. Di sana aku coba beristirahat sambil tidur-tiduran. Karena kontraksi yang kurasakan semakin kuat dan teratur, kurang lebih jam empat sore aku kembali lagi ke ruang bersalin. Dan setelah dilakukan pemeriksaan , ternyata memang benar, aku sudah pembukaan satu. Aku segera menghubungi suami untuk menyusul ke Rumah Sakit.

Kurang lebih dua jam aku sendirian di salah satu kamar bersalin. Beberapa kali naik turun dari tempat tidur yang cukup tinggi ke kamar mandi sendirian karena suami belum datang. Merasa butuh seseorang, aku menghubungi salah satu teman yang rumahnya memang dekat dengan rumah sakit. Jam tengah enam temanku datang dan langsung menanyakan keadaanku. Waktu itu, rasanya memang sudah tak karuan antara mules, kebelet pipis, dan rasa ingin mengejan sudah begitu kuat. Sebenarnya sudah dari tadi ingin memanggil petugas, tapi kebetulan waktu itu bersamaan dengan waktu berbuka puasa, jadi aku tahan. Melihat keadaanku yang tampak menahan sakit, temanku segera memberitahukan kepada petugas.

Oleh petugas segera diperiksa kembali, dan ternyata memang sudah pembukaan lengkap. Petugas / Bidan tak mengira bahwa pembukaaan begitu cepat. Kemudian dengan sigap langsung menyiapkan peralatan utnuk persalinan. Dan setelah tiga kali mengejan, Alhamdulillah dedek lahir. Bahagia rasanya, aku sendiri tak mengira, bahwa prosesnya akan secepat ini. Padahal waktu persalinan sebelumnya dari mulai pembukaan lengkap hingga melahirkan cukup lama dan melelahkan.
Di luar ruangan ternyata suamiku sudah datang. Meski tak didampingi suami di saat-saat persalinan, tapi aku senang karena semuanya berjalan lancar.

Hari ini, bayi yang kulahirkan itu genap berusia 8 tahun… Met Milad Jauza..


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.